Kabar
baik bagi mereka yang gemar memasak. Kegiatan memasak dan makan
makanan yang dimasak sendiri diyakini menjadi sebuah metode yang baik
untuk terapi kesehatan mental. Menurut BBCNews, orang-orang yang
menjalani apa yang disebut Food Therapy
menyatakan bahwa memasak telah membantu mereka mengatasi depresi.
Sebuah
lembaga bernama East London NHS Foundation Trust yang menangani
masalah kesehatan mental, di awal tahun 2013 meluncurkan sesi Recipes
of Life, sebuah terapi yang terintegrasi dimana klien mereka
menceritakan masalahnya sambil memasak serta dilanjutkan dengan makan
makanan sehat.
Apa
yang disebut dengan food therapy ini, lebih jauh lagi, juga mencakup
proses dari memilih resep makanan yang akan dimasak, berbelanja bahan
pangan, sampai makanan tersebut tersedia di atas meja.
Bahkan
sepasang ibu dan anak, Jeanne dan Lindsey Ambrose, menerbitkan buku
resep yang berjudul Heartbreak Recovery Kitchen, yang berisikan
resep-resep masakan yang dapat memperbaiki mood seseorang. Dengan
mengundang teman-teman kita ke rumah, memasak bersama di akhir pekan
maka diharapkan akan membantu kita mengatasi permasalahan yang ada.
Dr.
Mark Salter, seorang psikiater yang menjadi konsultan di London
Timur, berkata bahwa memasak dan memanggang adalah terapi okupasi
yang baik untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan merencanakan,
kemampuan mengingat dalam jangka pendek dan mengembangkan kegiatan
sosial -dimana orang yang mengalami depresi biasanya bermasalah dalam
melakukan hal-hal tersebut. Salter mengungkapkan memanggang adalah
terapi yang sangat kuat karena menjadi simbol kultur di masyarakat
barat, terkait dengan proses yang memerlukan kasih sayang dan
kebaikan.
Pendapat
lain dari Dr Cosmo Hallstrom, dari Royal College of Psychiatrists
yaitu perlunya berhati-hati dengan model terapi ini karena sulit
untuk mengukur nilai yang tepat dari manfaat menjadikan proses
memasak sebagai terapi.
“Setiap
kegiatan yang terstruktur dan tidak menimbulkan stres akan dapat
membantu mengatasi depresi atau meningkatkan kualitas hidup
seseorang. Maka terapi okupasi biasa pun juga dapat membantu
mengatasi masalah seseorang. Misalnya, sesi olahraga dapat
meningkatkan kualitas jasmani dan menghasilkan hormon endorfin yang
membantu melawan depresi.
Terapi
seni (art therapy)
membantu seorang pasien memproyeksikan kondisi depresi mereka dengan
membuat karya seni, sehingga dapat membantu seorang pasien untuk
lebih memahami kondisi mereka. Proses memanggang pun dapat dilihat
bekerja dengan kedua cara ini.”
Dan
Anda mungkin masih bertanya mengapa memasak dapat memiliki efek
terapi? Situs idiva.com memberikan penjelasan berikut.
Menyalurkan
kemarahan
Dengan
menguleni adonan roti, kita dapat menyalurkan kemarahan. Tarik dan
banting adonan tersebut dengan intensitas yang Anda inginkan saat
sedang marah. Anda tidak perlu berpikir bahwa Anda akan menyakiti
adonan tersebut. Selain itu, berdiri di depan kompor sambil memasak
sayuran berkuah dapat membuat kita berkeringat dan menurunkan suhu
tubuh.
Rasa
damai dan perasaan berhasil
Memasak sesuatu dari awal dapat
memberi Anda perasaan telah berhasil melakukan sesuatu. Aroma bahan
makanan digabungkan menjadi satu dapat menjadi sangat menyenangkan.
Mengingatkan pada masa kecil Anda dimana Ibu memasak dan menghasilkan
aroma yang sama di dapur.
Katarsis
Saat merasa sedih, solusi
satu-satunya adalah membiarkan diri Anda menangis. Kapan lagi saat
yang tepat melakukannya melainkan dengan memotong bawang?
Kebersamaan
Beberapa orang menghabiskan waktu
mereka dengan memasak bersama keluarga atau pasangannya. Waktu masak
adalah waktu mereka bercengkerama dan berbagi cerita. Kerja sama yang
baik dan pengertian saat memasak akan meningkatkan kualitas hubungan.
Jadi
apa lagi yang Anda tunggu? Mulailah mencari resep-resep masakan
favorit Anda dan memanggil orang terdekat untuk memasak dan makan
bersama di esok hari.
Depok, 30 Januari 2014
HF
Sumber:
http://www.bbc.co.uk/news/magazine-23756645http://www.huffingtonpost.com/jamie-schler/food-therapy_b_2574528.html
http://idiva.com/news-health/why-cooking-can-be-therapeutic/15367
Tidak ada komentar:
Posting Komentar