Nah,
sekarang mari kita bicara tentang film animasi anak berjudul Sahabat
Pemberani. Ada yang masih belum menonton film ini? Belum? Wah, maka
Anda bisa mencoba membuka channel youtube KPK berikut, untuk
menyaksikan dua episode Sahabat Pemberani.
Mungkin
kita yang kemudian baru menonton film Sahabat Pemberani jadi
penasaran. Lho kok KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi bikin film? Iya,
Sahabat Pemberani ini adalah film animasi pertama yang diproduksi
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, yang menjalankan fungsinya dalam
mencegah terjadinya korupsi di Indonesia. KPK bukan saja hanya
bertugas menindak dan mengirimkan para pelaku tindak pidana korupsi
ke pengadilan lho, namun juga mencegah agar di masa yang akan datang
di Indonesia masyarakat bibit korupsi tidak tumbuh lagi.
Berat
juga ya tugas KPK? Tepat sekali. Untuk itulah, kampanye anti korupsi
dan usaha pemberantasan korupsi saat ini bukan saja tugas KPK, tapi
juga semua orang yang mengaku berwarga negara Indonesia. Lalu mengapa
KPK membuat film animasi yang ditujukan untuk anak-anak? Karena
anak-anak adalah generasi penerus bangsa ini, karena melalui
anak-anak, orang dewasa bisa tersadarkan atas nilai-nilai yang
menyimpang yang sudah terlanjur dijalani. Minimal, di masa depan
tingkah laku korup dapat dicegah karena orang-orang lebih memilih
untuk berbuat jujur.
Maka
dibuatlah film ini. Sahabat Pemberani ini dalam proses pembuatannya
ini melalui serangkaian tahapan. Tahapan pertamanya, di saat tokoh
utama dalam film ini belum ada, tim produksi film dari DnD Indonesia
mengadakan apa yang disebut riset pra produksi. Siapa saja tim
risetnya? Salah satunya tentu saya, hehehe... Oh, jadi terjawab ya
mengapa saya kok keukeuh mempromosikan Sahabat Pemberani?
*kedip-kedip* Salah satunya itu, kalau lihat di credit title, ini
film pertama dimana nama saya tercantum di dalamnya (semoga berlanjut
ke film-film selanjutnya, amiiin). Yang kedua, karena saya sangat
menyukai ide di balik dibuatnya Sahabat Pemberani.
Pada
saat baru tahapan riset belum ada itu yang namanya Sahabat Pemberani.
Kami dari tim riset melakukan survey ke sekolah-sekolah di
Jabodetabek, menyebarkan kuesioner, mengumpulkan data perihal
preferensi anak sekolah dasar yang menjadi target film animasi
tersebut. Preferensi itu kurang lebih artinya menanyakan kepada
mereka apa saja yang mereka menyukai dari film animasi. Lalu ada FGD
yang melibatkan para ahli. Ada tim produksi, psikolog, ahli
pendidikan, pedagog, serta tim dari KPK yang menghasilkan masukan
kira-kira seperti apa konsep film animasi yang akan diproduksi
nantinya. Dibahas juga bagaimana memasukkan nilai-nilai kejujuran, kepedulian, rasa tanggung jawab, dan nilai positif lainnya ke dalam film namun tanpa terkesan menggurui. Di sinilah saya berkenalan dengan mbak Sally Anom Sari,
sutradara film animasi ini, serta mbak Eva Y Nukman, seorang penulis yang terlebih dahulu menghasilkan karya Tunas Integritas untuk bacaan anak-anak PAUD.
Berdasarkan hasil survey dan FGD dibentuklah
dummy, yaitu rancangan film berupa jalan cerita serta tokoh film
animasi tersebut. Dari riset yang kami jalani, kami mendapati bahwa
anak sekolah dasar suka cerita petualangan bertema persahabatan
dengan tokohnya berkelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Ditemukanlah tokoh bernama Panji, Krisna, Kirana. Panji, Krisna,
Kirana ini anak SD berusia 10-11 tahun, dan mereka menyukai
kisah-kisah misteri dan petualangan. Nantinya, ketiga sahabat ini
akan membentuk kelompok detektif cilik bernama detektif KPK dan
menyelesaikan kasus-kasus di sekitar mereka. Dummy ini pun diujikan
lagi kepada anak-anak untuk mengetahui apakah mereka menyukai jalan
ceritanya, tokohnya, dan berminat menontonnya jika sudah menjadi film
animasi.
Lalu
selanjutnya bagaimana kemudian dari sebuah hasil riset pra produksi
menjadi suatu film animasi? Berterima kasihlah pada Kojo Anima
Studio, yang merealisasikan ide-ide yang ada menjadi rangkaian
animasi cantik seperti yang Anda saksikan di film ini. Film animasi
Sahabat Pemberani ini beserta tim produksinya semuanya asli dari Indonesia
lho. Mudah-mudahan kita diberikan peluang lebih banyak lagi untuk
menghasilkan film animasi produk anak bangsa.
Depok,
27 Februari 2014
@hestialbastari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar