Malam
ini (28/3) saya mendengarkan pidato kebudayaan “Membela dengan
Sastra” dari seorang yang karyanya sangat saya kagumi, yaitu
sastrawan Ahmad Tohari, secara langsung melalui radio yang direkam
dari gedung PBNU Jakarta. Saya sempat melewatkan beberapa bagian
pidatonya, namun sebagian isinya, sebelum lupa, hendak saya tuliskan
di sini.
Jumat, 28 Maret 2014
Rabu, 19 Maret 2014
Memilih Caleg
CATAT,
INI BUKAN KAMPANYE PARPOL!
Oke
sekarang lupakan dulu capres-capresan. Kita bicara yang ada di depan
mata. Caleg. Saya berjalan-jalan ke situs www.jariungu.com,
ceritanya untuk mengenali siapa caleg yang ada di dapil saya. Sebagai informasi, nanti saya akan memilih calon legislatif di
DPR-RI, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota. Mereka ini yang akan
menentukan arah kebijakan dalam lima tahun mendatang. Saya tentunya
tidak mau salah lagi karena di pemilu sebelumnya, saya tidak sempat
berpartisipasi di pemilu legislatif. Oh betapa menyesalnya saya,
mengingat betapa wajah DPR sekarang dipenuhi oleh orang-orang yang
bahkan tidak tahu bagaimana caranya membuat undang-undang.
Rabu, 26 Februari 2014
Sahabat Pemberani, Film Animasi Bertema Kejujuran Untuk Anak
Nah,
sekarang mari kita bicara tentang film animasi anak berjudul Sahabat
Pemberani. Ada yang masih belum menonton film ini? Belum? Wah, maka
Anda bisa mencoba membuka channel youtube KPK berikut, untuk
menyaksikan dua episode Sahabat Pemberani.
Selasa, 11 Februari 2014
Bung Karno: Sisi Lain
Beberapa saat yang lalu saya menemukan buku Soekarno dan Kesayangannya karya Guntur Soekarno Putra, cetakan pertama tahun 1981, dijual di akun fesbuk Lawang Buku Beranda. Sontak saya teringat dengan karya Guntur, alias Mas Tok, yang telah lebih dahulu saya baca sewaktu kecil, yaitu Bung Karno: Bapakku, Kawanku, Guruku. Tak ambil waktu lagi, tentulah langsung saya pesan buku Soekarno dan Kesayangannya itu. Hanya dalam beberapa hari buku tersebut sudah sampai ke tangan saya dengan selamat.
Kamis, 30 Januari 2014
Belajar dari Leluhur
Jadi
setelah memasuki tahun pernikahan keenam, kami kangen untuk pergi
nonton bioskop berdua seperti ketika masih pengantin baru. Kebetulan,
ada suatu momen dimana suami saya mengambil cuti dan kami pun siang
itu berjalan mencari film bagus berikutnya yang hendak kami nikmati.
Kami tertarik untuk menyaksikan film Sokola Rimba, selain karena selalu mengikuti kisah Butet Manurung dan kontribusinya mengajar Anak Rimba di pedalaman Jambi, pembuat filmnya Miles Productions dengan duet Mira Lesmana dan Riri Riza selalu menjadi jaminan film bermutu bagi kami. Meski awalnya kami agak meragukan Prisia Nasution sebagai pemeran Butet Manurung dalam film tersebut, dan berharap Mira Lesmana menemukan aktris lain yang lebih mirip dengan Butet.
Kami tertarik untuk menyaksikan film Sokola Rimba, selain karena selalu mengikuti kisah Butet Manurung dan kontribusinya mengajar Anak Rimba di pedalaman Jambi, pembuat filmnya Miles Productions dengan duet Mira Lesmana dan Riri Riza selalu menjadi jaminan film bermutu bagi kami. Meski awalnya kami agak meragukan Prisia Nasution sebagai pemeran Butet Manurung dalam film tersebut, dan berharap Mira Lesmana menemukan aktris lain yang lebih mirip dengan Butet.
Kegiatan Memasak sebagai Sebuah Terapi
Kabar
baik bagi mereka yang gemar memasak. Kegiatan memasak dan makan
makanan yang dimasak sendiri diyakini menjadi sebuah metode yang baik
untuk terapi kesehatan mental. Menurut BBCNews, orang-orang yang
menjalani apa yang disebut Food Therapy
menyatakan bahwa memasak telah membantu mereka mengatasi depresi.
Sebuah
lembaga bernama East London NHS Foundation Trust yang menangani
masalah kesehatan mental, di awal tahun 2013 meluncurkan sesi Recipes
of Life, sebuah terapi yang terintegrasi dimana klien mereka
menceritakan masalahnya sambil memasak serta dilanjutkan dengan makan
makanan sehat.
Kamis, 23 Januari 2014
Tentang Ponsel Pintar
Di pagi menjelang subuh ini saya sempatkan untuk membuat tulisan di lapak yang tidak sempat saya isi selama beberapa waktu. Apakah saya menghilang? Tidak juga. Pada kenyataannya saya masih di sini saja. Akhir-akhir ini saya lebih sering menggunakan gadget saya untuk menulis dan memperbarui status di fesbuk ataupun mengintip twit terbaru teman-teman atau orang-orang yang saya kagumi.
Nah jadi ceritanya saya ingin berbagi bagaimana kemudian saya mulai merasa bahwa memiliki ponsel pintar yang lebih pintar dari saya ini, bisa membuat saya menjadi lebih banyak tahu. Segala hal yang ingin saya ketahui, hanya tinggal saya sentuh di ujung jari saya. Dengan bantuan simbah suhu eyang Google tentunya. Saya bisa menghubungi kembali teman lama saya, sejak SMP, SMA, kuliah, dan bahkan mencari peluang bisnis dan oh, hal yang terakhir ini tentunya yang paling saya sukai, karena jumlah relasi saya terus bertambah dengan fitur media sosial baru bernama Whatsapp.
Nah jadi ceritanya saya ingin berbagi bagaimana kemudian saya mulai merasa bahwa memiliki ponsel pintar yang lebih pintar dari saya ini, bisa membuat saya menjadi lebih banyak tahu. Segala hal yang ingin saya ketahui, hanya tinggal saya sentuh di ujung jari saya. Dengan bantuan simbah suhu eyang Google tentunya. Saya bisa menghubungi kembali teman lama saya, sejak SMP, SMA, kuliah, dan bahkan mencari peluang bisnis dan oh, hal yang terakhir ini tentunya yang paling saya sukai, karena jumlah relasi saya terus bertambah dengan fitur media sosial baru bernama Whatsapp.
Langganan:
Postingan (Atom)