Sabtu, 08 Agustus 2009

Skor Apgar

Saat melahirkan Haifa di sebuah rumah sakit di Depok, saya diberi sebuah paspor kesehatan anak, yang berisi catatan kesehatan Haifa dari sejak lahir hingga masa pertumbuhannya nanti. Di bagian depan buku paspor tersebut terdapat istilah-istilah baru yang belum kami pahami. Salah satunya adalah skor Apgar.

Apakah skor Apgar itu?

Skor Apgar pertama kali disusun pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar, sebagai suatu metode sederhana dan dapat dengan mudah diulang untuk menyimpulkan dan mengukur kesehatan bayi yang baru lahir. Apgar adalah seorang ahli anestesi yang mengembangkan skor tersebut untuk mengetahui efek obstetric anesthesia pada bayi.

Skor Apgar ditetapkan dengan mengevaluasi bayi baru lahir berdasarkan lima kriteria dengan skala 0-2, lalu menjumlahkan kelima kriteria tersebut. Skor Apgar keseluruhan berkisar antara 0 sampai 10. Kelima kriteria tersebut (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration) digunakan agar lebih mudah diingat.


Interpretasi Skor Tes
ini biasanya dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah lahir, dan dapat diulang kemudian jika skornya rendah atau tetap rendah. Skor 3 dikategorikan rendah, 4-6 agak rendah, dan skor 7-10 umumnya normal.

Skor yang rendah pada menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir memerlukan perhatian medis, namun belum tentu mengindikasikan terdapat masalah jangka panjang, terutama bila kondisi menunjukkan adanya perkembangan setelah lima menit pertama. Jika skor Apgar tetap di bawah 3 pada waktu-waktu berikutnya, misal pada menit ke 10, 15, atau 30, terdapat resiko bahwa anak akan mengalami kerusakan neurologis jangka panjang.
Mungkin juga terdapat sejumlah kecil namun signifikan, adanya resiko cerebral palsy. Yang perlu diingat adalah meski tes Apgar dimaksudkan untuk mengetahui apakah bayi baru lahir memerlukan penanganan medis cepat, tes tersebut tidak didisain untuk membuat prediksi jangka panjang pada kesehatan anak.


Akronim

Setelah 10 tahun publikasi awal, akronim APGAR digunakan di Amerika Serikat agar lebih mudah menghafalkan kriteria-kriteria dalam tes tersebut: Appearance (skin color), Pulse (heart rate), Grimace (reflex irritability), Activity (muscle tone), dan Respiration. Metode ini disebut metode mnemonic. Cara menghafal ini diperkenalkan pada tahun 1963 oleh dokter anak Dr.Joseph Butterfield.
Akronim yang sama digunakan di Jerman (Atmung, Puls, Grundtonus, Aussehen, Reflexe), Spanyol (Apariencia, Pulso, Gesticulación, Actividad, Respiración) dan Prancis (Apparence, Pouls, Grimace, Activité, Respiration) meskipun setiap katanya memiliki makna yang berbeda.

Tes ini juga direformulasikan dengan metode mnemonic yang berbeda, yaitu How Ready Is This Child, tapi kriteria tetap sama: Heart rate, Respiratory effort, Irritabililty, Tone, and Color.


References

1. ^ Apgar, Virginia (1953). "A proposal for a new method of evaluation of the newborn infant". Curr. Res. Anesth. Analg. 32 (4): 260–267. PMID 13083014. http://apgar.net/virginia/Apgar_Paper.html.

2. ^ Finster M; Wood M. (April 2005). "The Apgar score has survived the test of time". Anesthesiology 102 (4): 855–857. doi:10.1097/00000542-200504000-00022. PMID 15791116.
3. ^ Casey BM; McIntire DD, Leveno KJ (February 15, 2001). "The continuing value of the Apgar score for the assessment of newborn infants". N Engl J Med. 344 (7): 467–471. doi:10.1056/NEJM200102153440701. PMID 11172187.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar