Jumat, 23 Agustus 2013

Menyebarkan Informasi pada Media Sosial

Saya ingin menanggapi banyaknya aktivitas penyebaran berita di media sosial akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan oleh mirisnya saya karena beberapa halaman media sosial secara tidak bertanggung jawab menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya dan tidak dapat diklarifikasi.

Memiliki akun media sosial, menyebabkan kita mendapat akses lebih terhadap informasi. Hal ini membuat orang-orang yang memiliki akses ke media sosial memiliki kelebihan terhadap orang lain, yaitu mendapatkan berita yang lebih baru dan lebih terkini dibandingkan orang lain.

Sayangnya, di sisi lain seperti pisau yang bermata dua. Sebagian berita yang ada di media sosial, adalah berita yang diunggah tanpa proses penyaringan terlebih dahulu, lalu disebarluaskan kepada semua orang. Akan baik jika yang disebarkan itu adalah informasi yang benar. Lalu bagaimana jika yang disebarkan adalah informasi yang salah?

Minggu, 04 Agustus 2013

Caleg Pro Siapa?


Suasana menjelang Pemilu 2014. Spanduk caleg bergambar wajah para caleg yang sedang tersenyum bertebaran di sana-sini. Adakah yang pernah mengenal wajah-wajah tersebut? Mengapa tiba-tiba wajah-wajah tidak dikenal ini muncul dimana-mana? Apa kontribusinya? Apa yang telah mereka lakukan selama ini bagi masyarakat di sekitarnya?

Lalu kemanakah wajah-wajah pro rakyat yang selama ini konon selalu wira-wiri di media massa? Apakah mereka menyerah kalah hanya karena tidak lolos seleksi oleh parpol-parpol yang berwenang mencantumkan mereka di daftar nomor urut?

Rabu, 17 Juli 2013

Sekolah Gratis Digusur!


Hari ini adalah hari pertama kunjungan saya ke Sekolah Master Depok. Meskipun sudah hampir lima tahun tinggal di Kota Depok, baru kali ini saya berkesempatan mengunjungi sekolah yang ditujukan untuk para pengamen dan anak jalanan tersebut. Selayaknya sekolah yang lain, sekolah Master di pagi hari itu sedang ramai dan ada sebuah acara di suatu ruang terbuka yang seperti aula. Anak-anak bermain dan ibu-ibu menunggui anak-anaknya. Sebagian anak yang lebih kecil pulang sekolah dan di antaranya ada yang diantarkan oleh kakek atau neneknya.

Selasa, 02 Juli 2013

Musuh Bersama


Saya membuat tulisan ini menjelang akhir masa saya mengikuti sebuah sekolah yang diselenggarakan oleh perkumpulan Indonesia Corruption Watch. Pada akhir bulan Juni 2013, saya menjadi satu dari 25 orang yang terpilih untuk menjadi siswa di Sekolah Anti Korupsi 2013 – SAKTI ICW. Bersama saya, ada anak-anak muda lain dari berbagai daerah yang juga turut berkomitmen dalam pemberantasan korupsi. Dan yang membuat saya salut, di tengah apatisme para mahasiswa yang akhir-akhir ini saya rasakan semakin kuat, ada beberapa teman mahasiswa di antara kami yang masih meluangkan waktunya untuk peduli pada orang lain.

Senin, 27 Mei 2013

Nasi Tim Hadera

Saya mencoba menuliskan resep ini setelah sebelumnya seorang kawan menanyakan resep nasi tim a la keluarga kami. Hadera sudah menikmati nasi tim sejenis ini di usianya yang ketujuh bulan. Sebulan sebelumnya, ia mencicipi berbagai varian rasa untuk bahan makanan bubur timnya kelak. Saya membuatkan puree pir, puree apel, bubur susu, bubur wortel, bubur labu parang, dan sejenisnya sehingga saat ia tujuh bulan, Hadera sudah siap dengan variasi nasi tim yang dicampur-campur dengan berbagai bahan.

Selasa, 16 April 2013

Rahasia

Suatu ketika di pertengahan tahun 2010, sebelum putra kedua saya lahir, saya sempat berkunjung ke kota tempat saya dibesarkan, yaitu di Samarinda, untuk menyelesaikan riset skripsi saya. Dan pada saat itulah saya pertama kali bertemu dengan kedua orang tua sederhana ini.

Sebelum bersua dengan mereka, saya sudah kagum dengan mereka. Mereka mungkin bukan siapa-siapa yang namanya akan Anda temukan di majalah nasional atau koran daerah manapun. Anda mungkin dapat bertemu dengan mereka dan melalui mereka begitu saja. Yang membuat saya diam-diam mengagumi mereka adalah karena dari merekalah bisa lahir anak-anak cerdas berprestasi yang saya kenal. Dan begitulah awal perbincangan saya, saya menanyakan kepada Ibu apa rahasia mereka bisa membesarkan anak-anak yang pintar. Ibu, dengan tersenyum sopan, menjawab kepada saya. Tidak ada rahasia apa-apa nak, pada saat waktunya mereka bermain, saya biarkan mereka bermain. Pada saat waktunya belajar, mereka akan belajar. Jawaban Ibu tersebut membuat saya tercenung, dan mungkin akan mempengaruhi cara saya membesarkan anak-anak saya kelak.

Selasa, 05 Maret 2013

Hari Perempuan

Pada tanggal 22 Desember 2011, menjelang gempitanya perayaan libur akhir tahun, bangsa Indonesia menyambut hari yang ditujukan untuk kaum Ibu. Di luar negeri, khususnya sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, hari Ibu dirayakan pada bulan Maret, akibat pengaruh kebiasaan memuja Dewi Rhea, ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno.  
Di Amerika Serikat dan negara lain seperti Jepang, Belanda, dan Malaysia, hari Ibu atau Mother’s Day jatuh pada hari Minggu bulan kedua Mei. Mereka memperingati hari dimana aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara. 

Hanya Bercanda



Beberapa waktu yang lalu, seorang sepuh menanyakan kepada saya melalui sms, perihal seorang calon hakim agung yang berkelakar di hadapan anggota dewan yang terhormat, mengenai hukuman mati bagi pemerkosa perempuan. Sepuh ini, tak habis pikir, bagaimana seorang calon hakim agung dapat berpikir seperti itu. Bukankah seorang hakim itu adalah seorang yang pintar? Seseorang dengan tingkat intelektual yang tinggi? Mengapa ia dapat mengatakan bahwa "dalam pemerkosaan, yang memperkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati"?

My Final Assignment


 
Hesti Farida Al Bastari. 2011. Descriptive Study About The Intergroup Relations between Dayak and Maduranese in Kalimantan Timur.

The background of this research is the intergroup conflict between Dayak and Maduranese ethnic group in West and Central Kalimantan occurred 1996-2001, and the occurrence of intergroup conflict potential in Samarinda, East Kalimantan, which was a fight between two individuals Dayak and Maduranese in 2005. This research aimed to get the description about how the intergroup relations of Dayak and Maduranese in East Kalimantan could be involved in preventing the intergroup ethnic conflict in the province.
This research uses qualitative method, by using primary data from questionnaires, interviews, and observations to five Dayaks and eight Maduranese in Samarinda, East Kalimantan, and secondary data from previous researches, mass media and literatures.The interview guide uses the concept of Intergroup Relations from Smith and Bond (1998) as theoretical frame, that connect the occurrence of intergroup conflict with discrimination, prejudice, stereotyping, and social identity within the members of the groups involved.
The result of this research shows that when the potential conflict occurs in East Kalimantan, the people from each ethnic group have strong social identity, prejudice and discrimination were formed, but did not formed the intergroup conflict between the two ethnic groups. Dayak and Maduranese people in East Kalimantan have a neighborhood and community relationship, so that when the intergroup ethnic conflict occurred, they considered outgroups involved in the conflict were different with the Dayak or Maduranese people that they known already. There were existed the roles of significant figures such as public figures and cultural representatives in avoiding the intergroup ethnic conflict in East Kalimantan.

Keywords: Intergroup Relations, Dayak and Maduranese Ethnic People, social identity, stereotyping, prejudice, discrimination, intergroup conflict

Senin, 04 Maret 2013

Resensi Talaga Malihwarni

Judul Buku: Talaga Malihwarni: Antologi Carpon Sasatoan
Pengarang: Aam Amilia
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: xiv + 74 hlm
ISBN: 978-602-7813-02-1
Penerbit: Syabas Books

 “Nya kumaha deui atuh ari geus papastén mah. Bagja dituang ku manusa mah. Komo ieu ku nu tas ibadah puasa. Da éta téh mahluk Gusti nu pangmulyana, kapan. Hég dunungan urang mah sanajan sangsara gé tara aral subaha. Saroléh salabar. Nya mending dibakakak batan ku cekak,” cék si Jago. Hurik tungkul. (halaman 51)

Demikian sepenggalan paragraf dari cerpen Opor Hayam, salah satu dari tujuh cerpen yang terdapat dalam antologi cerpen sasatoan, Talaga Malihwarni. Hurik merasa melang (khawatir) karena majikannya tidak memiliki lauk untuk dimasak di hari Lebaran. Sempat terjadi perdebatan apakah mereka akan memotong Hurik atau tidak. Tapi perasaan melang Hurik bukan dikarenakan ia akan dipotong, karena ia merasa ikhlas jika menjadi makanan manusia adalah suatu kepastian baginya. Kekhawatirannya lebih disebabkan nasib anak-anaknya jika ia tinggalkan, apakah si Jago akan merawat anak-anaknya dengan baik, dan bagaimana bila anak-anaknya akan mencari dirinya.

Kamis, 17 Januari 2013

Pindah Ibukota


 Kamis ini (17/01), Jakarta banjir sejak pagi. KRL Bogor-Jakarta terhenti di stasiun Manggarai, lalu kembali lagi ke Bogor, karena Stasiun Kota tergenang banjir. Beberapa karyawan yang harusnya masuk kerja, kembali lagi ke rumah masing-masing setelah mendengar bahwa Jakarta lumpuh dan KRL tidak bisa sampai ke stasiun tujuan. Yang melanjutkan perjalanan? Malah terjebak banjir di Jakarta dan tidak bisa pulang. Pusat bisnis Jakarta, Sudirman-Thamrin tergenang banjir karena luapan air sungai dan jebolnya tanggul Latuharhari. Sementara Istana Negara menerima Presiden Argentina dengan halaman depannya yang dipenuhi genangan air.

Lalu kemudian kembali lagi terungkap wacana mengenai pindahnya ibukota. Jika Istana saja sudah tergenang banjir, mengapa pusat pemerintahan tidak dipindahkan saja?

Jumat, 04 Januari 2013

Perempuan Dalam Beragam Dimensi

Judul Buku : WAJAH TERAKHIR: KUMPULAN CERITA
Penulis : MONA SYLVIANA
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 1, 2011
Tebal : 152 halaman

Deskripsi tentang perempuan, dan perasaan perempuan, itulah yang saya tangkap setelah membaca sebagian cerpen dari kumpulan cerpen Mona Sylviana, Wajah Terakhir. Secara keseluruhan,perempuanlah yang berperan sebagai tokoh utama dari kumpulan cerpen Mona kali ini.