Kamis, 30 Januari 2014

Kegiatan Memasak sebagai Sebuah Terapi

Kabar baik bagi mereka yang gemar memasak. Kegiatan memasak dan makan makanan yang dimasak sendiri diyakini menjadi sebuah metode yang baik untuk terapi kesehatan mental. Menurut BBCNews, orang-orang yang menjalani apa yang disebut Food Therapy menyatakan bahwa memasak telah membantu mereka mengatasi depresi.

Sebuah lembaga bernama East London NHS Foundation Trust yang menangani masalah kesehatan mental, di awal tahun 2013 meluncurkan sesi Recipes of Life, sebuah terapi yang terintegrasi dimana klien mereka menceritakan masalahnya sambil memasak serta dilanjutkan dengan makan makanan sehat.


Apa yang disebut dengan food therapy ini, lebih jauh lagi, juga mencakup proses dari memilih resep makanan yang akan dimasak, berbelanja bahan pangan, sampai makanan tersebut tersedia di atas meja.

Bahkan sepasang ibu dan anak, Jeanne dan Lindsey Ambrose, menerbitkan buku resep yang berjudul Heartbreak Recovery Kitchen, yang berisikan resep-resep masakan yang dapat memperbaiki mood seseorang. Dengan mengundang teman-teman kita ke rumah, memasak bersama di akhir pekan maka diharapkan akan membantu kita mengatasi permasalahan yang ada.

Dr. Mark Salter, seorang psikiater yang menjadi konsultan di London Timur, berkata bahwa memasak dan memanggang adalah terapi okupasi yang baik untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan merencanakan, kemampuan mengingat dalam jangka pendek dan mengembangkan kegiatan sosial -dimana orang yang mengalami depresi biasanya bermasalah dalam melakukan hal-hal tersebut. Salter mengungkapkan memanggang adalah terapi yang sangat kuat karena menjadi simbol kultur di masyarakat barat, terkait dengan proses yang memerlukan kasih sayang dan kebaikan.

Pendapat lain dari Dr Cosmo Hallstrom, dari Royal College of Psychiatrists yaitu perlunya berhati-hati dengan model terapi ini karena sulit untuk mengukur nilai yang tepat dari manfaat menjadikan proses memasak sebagai terapi.

Setiap kegiatan yang terstruktur dan tidak menimbulkan stres akan dapat membantu mengatasi depresi atau meningkatkan kualitas hidup seseorang. Maka terapi okupasi biasa pun juga dapat membantu mengatasi masalah seseorang. Misalnya, sesi olahraga dapat meningkatkan kualitas jasmani dan menghasilkan hormon endorfin yang membantu melawan depresi.

Terapi seni (art therapy) membantu seorang pasien memproyeksikan kondisi depresi mereka dengan membuat karya seni, sehingga dapat membantu seorang pasien untuk lebih memahami kondisi mereka. Proses memanggang pun dapat dilihat bekerja dengan kedua cara ini.”

Dan Anda mungkin masih bertanya mengapa memasak dapat memiliki efek terapi? Situs idiva.com memberikan penjelasan berikut.

Menyalurkan kemarahan
Dengan menguleni adonan roti, kita dapat menyalurkan kemarahan. Tarik dan banting adonan tersebut dengan intensitas yang Anda inginkan saat sedang marah. Anda tidak perlu berpikir bahwa Anda akan menyakiti adonan tersebut. Selain itu, berdiri di depan kompor sambil memasak sayuran berkuah dapat membuat kita berkeringat dan menurunkan suhu tubuh.

Rasa damai dan perasaan berhasil
Memasak sesuatu dari awal dapat memberi Anda perasaan telah berhasil melakukan sesuatu. Aroma bahan makanan digabungkan menjadi satu dapat menjadi sangat menyenangkan. Mengingatkan pada masa kecil Anda dimana Ibu memasak dan menghasilkan aroma yang sama di dapur.

Katarsis
Saat merasa sedih, solusi satu-satunya adalah membiarkan diri Anda menangis. Kapan lagi saat yang tepat melakukannya melainkan dengan memotong bawang?

Kebersamaan
Beberapa orang menghabiskan waktu mereka dengan memasak bersama keluarga atau pasangannya. Waktu masak adalah waktu mereka bercengkerama dan berbagi cerita. Kerja sama yang baik dan pengertian saat memasak akan meningkatkan kualitas hubungan.

Jadi apa lagi yang Anda tunggu? Mulailah mencari resep-resep masakan favorit Anda dan memanggil orang terdekat untuk memasak dan makan bersama di esok hari. 

Depok, 30 Januari 2014

HF 

Sumber:
http://www.bbc.co.uk/news/magazine-23756645
http://www.huffingtonpost.com/jamie-schler/food-therapy_b_2574528.html

http://idiva.com/news-health/why-cooking-can-be-therapeutic/15367


Tidak ada komentar:

Posting Komentar